Mungkin aku lancang, memberanikan mulut bertutur sayang. Aku sadar dimana aku menjejakkan kakiku, kita belum saling tau, namun tak pernah terlalu dini untuk mengatakan aku sering merindukanmu.
aku tidak yakin ada orang yang mampu, bagaimana menjadi aku dalam keresahan memikirkanmu, sedang aku tak pernah tau apa kau juga merasakan yang sama denganku. Banyak yang ingin ku ceritakan, banyak sekali hingga aku takut kau tak ingin mendengarkan. Ini cara terakhir aku mengutarakan apa yang ku rasakan, karena waktu tak pernah memberiku kesempatan.
Terserah, mungkin kau menyebutku gila, entahlah. Lewat lembaran kecil ini aku berharap kau mengerti, setidaknya aku menjadi lega tak lagi menahan isi hati. Semoga kau sudi, membacanya dengan hati. Aku menaruh harap dengan kesungguhan hati.
0 komentar:
Posting Komentar