Sepi menawan senyumku, memenjarakan bahagia ke lubang hampa, terjerat, susah payah aku berlari, bayang sepi tetap membayangi, mengejar hingga ujung mimpi.
Hening, teriakan hati tak lagi nyaring, kemana kuping-kuping yang mengaku peduli, semesta pun memaki.
Di lembaran malam, di sebuah ruang yang kunamakan tempat bersemayam, hitam pekat, saat hujan tiba-tiba saja lebat, aku berkuasa pada jeruji berkarat, aku sekarat.
0 komentar:
Posting Komentar