Hari itu, saat dimana kita bertemu, bertatap muka memandang senyummu, aku terpesona keanggunanmu. Tuturmu yang lembut, lirih, membuat hatiku kalut, kau lebih indah dari namamu yang biasa ku sebut. Lalu...bagaimana aku bisa pergi, melenyapkan bayangmu di hati, saat senyummu selalu menjadi tema berimajinasi, parasmu layaknya pelangi, aku selalu ingin melihatnya lagi.
Rabu, 28 November 2012
Wanita Sepertimu
Selagi mampu, ku ingin katakan aku sayang kamu, bahkan sejak kita belum bertemu. kau bertanya, apa bisa? Aku menggambar masa depanku dengan sesosok wanita yang bisa mendamaikan hatiku, kini terwujud nyata dalam dirimu, senyum itu, kau menanggalkan hampaku, menjadikan musim panas penuh guguran rindu, sejuk dan menenangkan, keindahan yang kau ciptakan, aku selalu ingin bersamamu melewati dinginnya malam.
Selasa, 27 November 2012
My Dream = You
Aku masih memimpikanmu, selalu, di sepinya malam hati mulai merindu, mungkin sayang, mungkin juga rasa yang berlebihan mengharapkan, semoga tidak menjadi bomerang, aku takut kecewa menelan kenyataan. Aku selalu berdoa semoga kita di satukan, kita berbagi peran dalam kehidupan, kau pemberi semangat dan aku yang memelukmu di kala sepi datang, indah bukan? Aku ingin bercerita karena lisan tak mampu ungkapkan, surat rindu untukmu kian menumpuk, semakin banyak bersama rindu yang semakin sesak, aku tak kecewa, aku menyimpannya sampai suatu saat kita bersama.
Nikmati Saja
Kita nikmati saja, kita tertawa bersama, kopi mengepul diatas meja, mari bersulang bersama, sambil mengecup senja, indahnya seperti persahabatan kita, jangan ada prasangka, kita lewati saja waktu yang ada, canda menjadi candu di penghujung sore yang ceria. Jangan diam, tawa kita adalah hidangan, kita nikmati saja yang pahit hingga asam, jangan mengeluh, kita tidak sedang mengusap peluh, untuk segala kegilaan kita dalam balutan tawa, aku berdo’a semoga selamanya. Kita sama-sama berjuang, saling bergenggaman tangan bukan menjatuhkan, jangan ada kesombongan, materi hanya rayuan, kebersamaan kita takkan pernah ter-uangkan. Malam hampir datang, tawa kita semakin lantang, senja dan kalian, menjadi hari yang menyenangkan...
Senja Menangis
Air matamu begitu deras membasahi pipi yang dulu merah itu, aku takut untuk hanya sekedar mengintip, aku malu, tanggung jawab yang kau embankan kepadaku tak bisa ku selesaikan dengan baik, merah warna bajumu, kini basah kuyup karena deraian air matamu, senjaku menangis, di hantam ke egoisan sang buah hati yang belum sepenuhnya mengerti budi pekerti, maafkan kami, Ibu....
Membuat Yang Kecil Menjadi Banyak
Aku tau, aku tak 'sebahagia' mereka, tawaku hanyalah topeng penutup luka, namun aku tak memperkarakannya. Tuhan itu ada ! Cara mendapat kebahagiaan setiap orang juga berbeda, dan mungkin, Tuhan memilihkanku kebahagiaan yang berbeda dengan yang lainnya, aku tak pernah tau rencana indahNya. Mengeluh? aku pernah melakukannya, dan aku tetap tak mendapati tawa setelahnya. Aku takkan meminta apa yang yang tak bisa ku jaga, aku hanya ingin melihat orang-orang di sekelilingku penuh tawa, dan itulah bahagia yang ku minta. Hidup memang berat, tapi jaga keyakinanmu agar tak berkarat, pilihan kita tak banyak, namun kita selalu bisa bersyukur untuk membuat yang 'kecil' terasa banyak. Terimakasih Tuhan, kau beri hidup yang berat agar aku menjadi kuat, Engkau beri aku sepi agar aku belajar mengenal diriku sendiri, nikmatmu lebih dari cukup, hanya kami yang tak pernah merasa cukup :)
Bait Rindu Untukmu
Aku masih diam, memeluk bayangmu penuh ketakutan, gelisah yang kurasakan, merindukan senyummu yang membuatku tenang. Aku hanya ingin membuktikan, rinduku benar karena sayang, bukan hanya buaian dari aksara yang tersusun menceritakan...
Jika bukan karenamu, aku tak mungkin bisa merangkai ribuan huruf bersajak rindu, banyak bait yang tercipta untukmu, meski kau tak pernah tahu atau tak mau tahu...
Lukisan hatiku membentuk wajahmu, serta telaga kesejukan yang tercipta karena senyummu. Aku tak akan meracau lagi, berharap waktu mempertemukan kita kembali, ku pasrahkan pada Tuhan, untukmu dan cinta ini...
Jika bukan karenamu, aku tak mungkin bisa merangkai ribuan huruf bersajak rindu, banyak bait yang tercipta untukmu, meski kau tak pernah tahu atau tak mau tahu...
Lukisan hatiku membentuk wajahmu, serta telaga kesejukan yang tercipta karena senyummu. Aku tak akan meracau lagi, berharap waktu mempertemukan kita kembali, ku pasrahkan pada Tuhan, untukmu dan cinta ini...
Selasa, 13 November 2012
Dalam Diam
Dalam diam, ribuan pertanyaan datang, tanpa penjelasan, ada sedikit keraguan, tentang kerinduan yang terlalu lama terpendam. Aku tak munafik, kau wanita terbaik, senyummu sebagai penyejuk di kala terik, pesonamu membuatku tertarik...rindu memang selalu datang setiap malam, namun wajahmu tak pernah sedikit pun hilang dari ingatan, gerimis rindu semakin deras, merindumu membuatku resah, aku tidak ingin hanya menjadi cerita, aku ingin menjadi nyata, bersama cinta, tentu saja bersamamu menikmati senja...
Sepenggal Cerita Dalam Tawa
Ketika aku bosan, kau datang menawarkan kebahagiaan, canda dan tawa adalah kebiasaan, kopi menjadi pelengkap di setiap kebersamaan. Waktu cepat berlalu, namun tawamu adalah candu, setiap sepi saat bersamamu, pengusir hampa yang sering kali mengganggu. Kawan, jangan ada kesedihan, setidaknya tersenyumlah seakan tanpa beban, hidup memang penuh tantangan, tapi ingatlah kawan, aku selalu siap memberi tumpangan...
Sepenggal cerita, bersama dalam tawa...
Cieee...asu, malu ye..wkwk |
*gradaaak :D |
Monggo..... :) |
Ninja *tuing tuing* :p |
PPK (para penghabis kuota) :D |
Baru, yg kanan personil new kewer-kewer band..haha |
*semoga...berharap...bahagia...melingkupi kita semua* AMIN :D
Jumat, 09 November 2012
Kopi dan Momen Terbaik
Ibarat kopi, sahabat mengandung manis dan pahit, namun saat keduanya di aduk dengan kasih dan ikhlas, akan memberi kenikmatan tak terbatas, karunia yang tak ter-uangkan, bersamanya semua terlihat menyenangkan...
Tawa kita adalah doa, kebersamaan kita takkan pernah terhapus masa, jutaan kata takkan pernah pernah bisa mendeskripsikan arti hadirnya di dunia, moment terbaik, sedang waktu tak pernah berbalik, kita terpisah, bukan berpisah, kita akan bersua di esok hari yang lebih indah...
Dodik, Adhe, Cimenk dan.... |
Al kurniawan, Adhe with Cimenk,,,haha |
kita penah satu timnas :( |
Perpisahan, akhirnya kita di wisuda |
with AsuPeuz :p |
Again, In kanjuruhan with suPeuz |
Cewe berkerudung siapa yaa? gkgkgk :D |
Hehehee... |
Dikala Sepi
Sepi seperti menjadi teman terbaik, dalam sepi ada tangis yang tak seorang pun dapat melihat, dalam hening, ada jeritan yang tak seorang pun dapat mendengar. Dia kian memudar, terbang tertiup angin malam yang berhembus kencang, mencari kehidupan baru tanpa raga yang tertikam, namun angin membawanya kembali, dia masih mengusung pedih, namun tak lagi sedih...
Rintikan Rindu
Hujan yang sama, kerinduan yang memeluk raga, kopi hangat mengepul di derasnya rindu yang merajalela, aku tenggelam di dalamnya, di antara semerbak harum wangi kopi, sejuknya hujan dan kerinduan yang mengisi...
Kuamati satu demi satu rintikan rindu yang jatuh, bercampur dengan kopi yang kuseduh, aku tak ingin melawan, rindu ini bukan mainan, kopi dan hujan, dimana aku menunggumu datang...
Kuamati satu demi satu rintikan rindu yang jatuh, bercampur dengan kopi yang kuseduh, aku tak ingin melawan, rindu ini bukan mainan, kopi dan hujan, dimana aku menunggumu datang...
Malam Memilih Rindunya Sendiri
Malam memilih rindunya sendiri, sepertiku yang memilihmu menjadi permaisuri hati. Gelap, malam menghitam, hening penuh bayangmu di angan, rindu ini semakin bermekaran, tumbuh semakin besar tanpa mampu ku lawan. Mawar untukmu masih kusimpan, ku rawat dengan kasih dan sayang agar wanginya tak memudar...
Bahagia Yang Membahagiakan
Bahagia yang paling membahagiakan adalah saat bersamamu, berada di dekatmu dan dapat menikmati senyummu. Sesederhana itulah bahagiaku, aku tak berharap lebih dari yang tidak aku tahu, aku hanya berusaha menikmati setiap detik saat bersamamu. Kadang, beberapa moment berlalu terlalu cepat, aku hanya tidak ingin kehilangan bahagiaku, senyummu masih membekas dalam ingatan, bait rindu akan selalu tetap kunyanyikan, aku menunggumu datang dalam pelukan...
Kamis, 01 November 2012
Menunggumu Disini
Merindumu, melihat senja ada wajahmu, indahnya seperti senyummu, ku nikmati apa yang tertinggal darimu..
Kopi ini tak lagi nikmat, semakin dingin karena hitamnya melebur dengan air hujan yang kian lebat, seperti hati yang tersayat, sementara sang waktu masih sibuk berdebat mempertemukan kita di saat yang tepat...
Tak ku pungkiri, bersamamu adalah saat ternyaman hingga saat ini, membayangkanmu membuatku tersenyum sendirian di hening yang sepi, memang tak perlu teori jika hati sudah terlanjur menyayangi, meski angan hanya menyimpan ilusi, tapi bayangmu memang tak pernah pergi, mencuri perhatian, hingga hati tak mampu melawan rindu ini..
Aku akan terus disini, menunggumu tersenyum lagi, tak peduli seberapa lama waktu berjanji, pintu hatiku selalu terbuka menunggu kau singgahi...
Kopi ini tak lagi nikmat, semakin dingin karena hitamnya melebur dengan air hujan yang kian lebat, seperti hati yang tersayat, sementara sang waktu masih sibuk berdebat mempertemukan kita di saat yang tepat...
Tak ku pungkiri, bersamamu adalah saat ternyaman hingga saat ini, membayangkanmu membuatku tersenyum sendirian di hening yang sepi, memang tak perlu teori jika hati sudah terlanjur menyayangi, meski angan hanya menyimpan ilusi, tapi bayangmu memang tak pernah pergi, mencuri perhatian, hingga hati tak mampu melawan rindu ini..
Aku akan terus disini, menunggumu tersenyum lagi, tak peduli seberapa lama waktu berjanji, pintu hatiku selalu terbuka menunggu kau singgahi...
Senja dan Rindu
Ombak dalam hati kian beradu, pasang-surut perasaanku kepadamu, batu karang seperti menjadi penghambat langkahku, akhirnya, aku memilih diam tenggelam ke dalam lautan rinduku...
Embun pagi, kicauan burung kenari, memori tentangmu yang selalu ku ukir menjadi bait rindu di lembaran sunyi, senyummu adalah satu-satunya alasan kenapa ragaku masih bertahan disini...
Rindu ini bagai mawar, kian bermekaran, perlahan jatuh satu demi satu saat musim semi, namun selalu tumbuh lagi, tak pernah mati...
Selalu ada bait rindu di dalam merahnya senja, sedalam rinduku untukmu yang disana...
Embun pagi, kicauan burung kenari, memori tentangmu yang selalu ku ukir menjadi bait rindu di lembaran sunyi, senyummu adalah satu-satunya alasan kenapa ragaku masih bertahan disini...
Rindu ini bagai mawar, kian bermekaran, perlahan jatuh satu demi satu saat musim semi, namun selalu tumbuh lagi, tak pernah mati...
Selalu ada bait rindu di dalam merahnya senja, sedalam rinduku untukmu yang disana...
Langganan:
Postingan (Atom)